Misteri Rabu Wekasan (Rabu Akhir Bulan Shofar)
Rabu wekasan atau yang biasa disebut rabu pungkasan memang sering kita dengar sebagai hari yang penuh dengan bala' dan musibah, bahkan bala' selama satu tahun penuh diturunkan pada hari rabu tersebut.
Perlu di ketahui bahwa tidak ada satupun riwayat dari Rosululloh SAW yang menyatakan bahwa rabu terahir shofar adalah hari naas ataupun penuh bala'. pendapat diatas sama sekali tidak ada dasar dari hadits nabi Muhammad SAW, hanya saja disebutkan dalam kitab Kanzun najah was surur Hal 24 bahwa sebagian ulama' sholihin ahlul kasyaf ( Ulama' yang mempunyai kemampuan melihat sesuatu yang masih samar ) berkata : setiap tahun ada sebanyak 320.000 bala' atau bencana yang diturunkan ke dunia, dan semua itu diturunkan oleh Allah SWT pada hari rabu akhir bulan shofar. dan juga didalam Hal 26 ada redaksi yang menyebutkan bahwa hari rabu akhir bulan shofar adalah hari naas yang datang secara terus menerus.
Imam Ibnu Hajar Al-haytami pernah ditanya tentang kebenaran adanya hari naas yang oleh sebagian orang di percaya akan kebenarannya sehingga mkereka berpaling dari hari itu atau meninggalkan aktifitas mereka pada hari itu karna adanya anggapan bahwa hari itu adalah hari yang penuh dengan kesialan. kemudian beliau menjawab bahwa jika ada orang yang mempercayai adanya hari naas ( sial ) dengan tujuan mewajibkan untuk berpaling darinya atau menghindarkan suatu pekerjaan pada hari tersebut dan menganggapnya sebagi kesialan, maka yang demikian ini termasuk tradisi kaum yahudi dan bukan sunnah kaum muslimin yang selalu tawakkal kepada Allah SWT dan tidak berprasangka buruk terhadap Allah.
Sedangkan jika ada riwayat yang menyebutkan tentang hari yang harus dihindari karna mengandung kesialan maka riwayat tersebut tidak benar, mengandung kebohongan dan tidak mempunyai sandaran dalil yang jelas, oleh karna itu hindarilah riwayat seperti ini (فتوى الحدثية).
Al-Imam Ibnu Ziad dalam kumpulan fatwanya juga menegaskan : jika ada seseorang bertanya tentang hari baik untuk melakukan akad nikah atau pindah rumah, maka pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab, sebab syari'at melarang dan sangat menentang hal tersebut, tetapi jika hal tersebut tetap diyakini bahwa yang menentukan segalanya hanya Allah maka beliau membolehkannya, namun menurut imam Al-Zamlakany hal tersebut hukumnysa tetap haram secara muthlaq. ( fatwa Ibnu Ziad Hal 206).
Perlu digaris bawahi juga, bahwa sikap pesimis karna hari tertentu misalnya atau karna adanya burung yang lewat ke arah tertentu ( Nageh ; Bhs Madura ) itu dinamakan thiyaroh yang jelas-jelas diharamkan. jika dalam kenyataanya hal yang mereka yakini memang benar terjadi, maka kejadian itu tidaklah terjadi sesuai dengan keyakinan mereka melainkan sebagai hukuman atas keyakinan keliru yang mereka pegang.
Poinnya jika kita mau untuk bersikap lebih obyektif, ternyata hari rabu adalah hari yang penuh dengan keberkahan. seperti yang telah diriwayatkan oleh imam Al-bayhaqi bahwa di hari rabu setelah tergelincirnya matahari menjadi waktu dikabulkannya doa.
Hari, Bulan, Matahari, Bintang dan makhluq lainnya tidak bisa memberikan manfaat atau bahaya, tetapi yang bisa memberi manfaat dan bahaya adalah Allah semata. Allah SWT berfirman : " jika Allah menimpakan kepadamu kemudorrotan maka tidak ada yang dapat menghilangkannya keciali Allah dan bila Allah menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang dapat menolak keutamaannya" ( Yunus : 107 ).
Ayat Al-Qur'an di atas adalah salah satu penegasan syari'at islam bahwa segala yang terjadi yang terjadi di dunia murni semata-mata atas kehendak Allah SWT dan tidak ada sedikitpun campur tangan selainnya. Wallohu A'lam Bisshowab.
Perlu di ketahui bahwa tidak ada satupun riwayat dari Rosululloh SAW yang menyatakan bahwa rabu terahir shofar adalah hari naas ataupun penuh bala'. pendapat diatas sama sekali tidak ada dasar dari hadits nabi Muhammad SAW, hanya saja disebutkan dalam kitab Kanzun najah was surur Hal 24 bahwa sebagian ulama' sholihin ahlul kasyaf ( Ulama' yang mempunyai kemampuan melihat sesuatu yang masih samar ) berkata : setiap tahun ada sebanyak 320.000 bala' atau bencana yang diturunkan ke dunia, dan semua itu diturunkan oleh Allah SWT pada hari rabu akhir bulan shofar. dan juga didalam Hal 26 ada redaksi yang menyebutkan bahwa hari rabu akhir bulan shofar adalah hari naas yang datang secara terus menerus.
Imam Ibnu Hajar Al-haytami pernah ditanya tentang kebenaran adanya hari naas yang oleh sebagian orang di percaya akan kebenarannya sehingga mkereka berpaling dari hari itu atau meninggalkan aktifitas mereka pada hari itu karna adanya anggapan bahwa hari itu adalah hari yang penuh dengan kesialan. kemudian beliau menjawab bahwa jika ada orang yang mempercayai adanya hari naas ( sial ) dengan tujuan mewajibkan untuk berpaling darinya atau menghindarkan suatu pekerjaan pada hari tersebut dan menganggapnya sebagi kesialan, maka yang demikian ini termasuk tradisi kaum yahudi dan bukan sunnah kaum muslimin yang selalu tawakkal kepada Allah SWT dan tidak berprasangka buruk terhadap Allah.
Sedangkan jika ada riwayat yang menyebutkan tentang hari yang harus dihindari karna mengandung kesialan maka riwayat tersebut tidak benar, mengandung kebohongan dan tidak mempunyai sandaran dalil yang jelas, oleh karna itu hindarilah riwayat seperti ini (فتوى الحدثية).
Al-Imam Ibnu Ziad dalam kumpulan fatwanya juga menegaskan : jika ada seseorang bertanya tentang hari baik untuk melakukan akad nikah atau pindah rumah, maka pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab, sebab syari'at melarang dan sangat menentang hal tersebut, tetapi jika hal tersebut tetap diyakini bahwa yang menentukan segalanya hanya Allah maka beliau membolehkannya, namun menurut imam Al-Zamlakany hal tersebut hukumnysa tetap haram secara muthlaq. ( fatwa Ibnu Ziad Hal 206).
Perlu digaris bawahi juga, bahwa sikap pesimis karna hari tertentu misalnya atau karna adanya burung yang lewat ke arah tertentu ( Nageh ; Bhs Madura ) itu dinamakan thiyaroh yang jelas-jelas diharamkan. jika dalam kenyataanya hal yang mereka yakini memang benar terjadi, maka kejadian itu tidaklah terjadi sesuai dengan keyakinan mereka melainkan sebagai hukuman atas keyakinan keliru yang mereka pegang.
Poinnya jika kita mau untuk bersikap lebih obyektif, ternyata hari rabu adalah hari yang penuh dengan keberkahan. seperti yang telah diriwayatkan oleh imam Al-bayhaqi bahwa di hari rabu setelah tergelincirnya matahari menjadi waktu dikabulkannya doa.
Hari, Bulan, Matahari, Bintang dan makhluq lainnya tidak bisa memberikan manfaat atau bahaya, tetapi yang bisa memberi manfaat dan bahaya adalah Allah semata. Allah SWT berfirman : " jika Allah menimpakan kepadamu kemudorrotan maka tidak ada yang dapat menghilangkannya keciali Allah dan bila Allah menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang dapat menolak keutamaannya" ( Yunus : 107 ).
Ayat Al-Qur'an di atas adalah salah satu penegasan syari'at islam bahwa segala yang terjadi yang terjadi di dunia murni semata-mata atas kehendak Allah SWT dan tidak ada sedikitpun campur tangan selainnya. Wallohu A'lam Bisshowab.
0 Response to "Misteri Rabu Wekasan (Rabu Akhir Bulan Shofar)"
Posting Komentar